Welcome to my blog :)

rss

Jumat, 06 Mei 2011

Kecap Cap Girisidia

Kecap ini merupakan kecap yang terbuat dari bahan dasar biji Glirisidia sepium. Kecap yang dibuat tanpa pewarna, tanpa pengental menjadikan mutu kecap ini sangat bagus dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Kecap ini diproduksi oleh mahasiswa UNY yaitu oleh Yogo Dwi P, Nurul Kurniati N, dan Aisyah Restutiningtyas PU. Bagi pengusaha sate, nasi goreng, mie ayam , bakso dll ataupun ibu rumah tangga sangat cocok menggunakan kecap ini. selain rasanya yang lezat, kecap ini memiliki tingkat kemanisan tinggi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Kecap ini dijual dengan cukup terjangkau @ 3000 per botol (masa promosi)
Untuk pemesanan dapat menghubungi no ini : 085643139742

Selasa, 02 Maret 2010

Kog bisa ya emas dan tembaga warnanya beda dengan logam pada umumnya??????????emas berwarna kuning emas dan tembaga berwarna merah tembaga???

Sebuah fenomena yang sangat unik dalam kehidupan, adanya warna emas dan tembaga yang berbeda dengan logam-logam yang lain. seperti yang telah diketahui bahwa logaam pada umumnya berwarna keperakan, tetapi pada emas dan tembaga mengalami penyimpangan dari logam-logam lain. Emas berwarna kuning emas dan tembaga berwarna merah tembaga,sebuah pertanyaan besar menagapa hal ini dapat terjadi. fenomena ini akan saya ulas dalam posting berikut ini:

a. EMAS

Emas merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol Au(Aurum) dan mempunyai nomor atom 79. Susunan elektron terluar dari emas adalah 4f14 5d10 6S1, dan konfigurasi elektronnya adalah(Xe) 4f14 5d10 6s1. Sifat elektron ini sangat berkaitan dengan sifat warna kuning emas. Emas merupakan logam lembut, mengkilat, mudah ditempa, dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Emas dapat dibagi menjadi beberapa golongan menurut warna dan kemurniaanya.
Kenapa emas berwarna kuning emas ???




Emas berwarna kuning disebabkan oleh frekuensi Plasmon emas yang terletak pada julat penglihatan yang mengakibatkan warna merah dan kuning dipantulkan, sementara warna biru diserap. Hanya koloid perak yang mempunyai interaksi yang sama terhadap cahaya, tetapi dalam frekuensi yang lebih pendek sehingga menyebabkan warna koloid perak menjadi kuning. Selain itu warna kuning pada emas disebabkan oleh susunan elektronnya, warna logam terbentuk berdasarkan transisi electron di antara ikatan-ikatan energinya. Kemampuan menyerap cahaya pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna emas yang khas terjadi pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna kuning emas (golden yellow) yang khas terjadi karena transisi ikatan d yang melepaskan posisi di ikatan konduksi.
Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketika orbital senyawa kompleks berpisah, molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, dan satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan berpindah dari orbital d yang berenergi lebih rendah ke orbital d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaan atom tereksitasi. Perbedaan energi antara atom dalam keadaan dasar dengan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Karena hanya panjang gelombang tertentu (l) yang dapat diserap, yaitu panjang gelombang yang memiliki energi sama dengan energi tereksitasi, maka senyawa tersebut akan memancarkan warna komplementer.
Dapat disimpulkan bahwa, warna “kuning keemasan” berbeda dengan warna kuning pada umumnya, karena warna ini terdiri dari komposisi warna yang berbeda, dan memiliki panjang gelombang yang berbeda pula, sehingga menghasilkan interpretasi warna yang berbeda.


b. TEMBAGA

Tembaga merupakan unsur kimia yang dalam table periodic memiliki lambang Cu dan nomor atom 29, lambing ini berasal dari bahasa latin yaitu Cuprum. Dan tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik selain itu tembaga memiliki korosi yang sangat lambat.
Kenapa tembaga berwarna merah tembaga (cooper red) ????????



Ketika cahaya mengenai permukaan logam, maka electron dalam atom akan menyerap energy sehingga electron tersebut akan berpindah orbital dengan tingkat energy yang lebih tinggi(tereksitasi) sehingga terdapat electron negative pada tingkat yang lebih tinggi dan positif pada tingkat yang lebih rendah. Sementara logam merupakan penghantar listrik yang paling baik, adanya arus ini menyebabkan logam berwarna , ketika electron jatuh kembali ketingkat energy semula dan memancarkan cahaya dan semua warna terserap dan dipancarkan dalam jumlah yang sama maka warna yang akan terjadi adalah warna merah tembaga mengkilat. Secara lebih detailnya,transisi ikatan “d” yang melepaskan posisi di ikatan konduksi akan menghasilkan kemampuan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu yang menghasilkan warna merah tembaga (copper red). Ketika orbital senyawa kompleks berpisah, molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, dan satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan berpindah dari orbital d yang berenergi lebih rendah ke orbital d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaan atom tereksitasi. Perbedaan energi antara atom dalam keadaan dasar dengan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Karena hanya panjang gelombang tertentu (l) yang dapat diserap, yaitu panjang gelombang yang memiliki energi sama dengan energi tereksitasi, maka senyawa tersebut akan memancarkan warna komplementer.
Dapat disimpulkan bahwa, warna “merah tembaga” dapat dihasilkan karena tembaga memantulkan cahaya merah dan jingga dan menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum tampak.

Senin, 04 Januari 2010

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik
dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah
pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional.
EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan
jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah
di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam,
pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi
adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

Pembuatan bokashi
Bahan pembuatan bokashi (jerami, rumput, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya)
dapat berupa bahan yang sudah kering ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi, yaitu:

1. Bokashi jerami
Bahan yang digunakan:
a. Jerami sebanyak 10 kg (bisa juga rumput atau tanaman kacangan) yang telah dipotong-potong sehingga jerami berukuran panjang sekitar 5-10 cm.
b. Dedak sebanyak 0,5 kg dan sekam sebanyak 10 kg.
c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan:
a. Pertama-tama dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml: 1 ml: 1 l air.
b. Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.
c. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan.
Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan.
Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).
d. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-50 o C. Jika suhu bahan melebihi 50 o C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.
e. Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.
f. Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung plastik.

Penggunaan:
Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa
dan bahan organic lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan
di lahan sawah.



2. Bokashi pupuk kandang
Bahan yang digunakan:
a. Pupuk kandang sebanyak 15 kg.
b. Sekam sebanyak 10 kg dan dedak sebanyak 0,5 kg.
c. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan:
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang mirip dengan pembuatan bokashi jerami,
hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang.

Penggunaan:
Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami.
Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman.
Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.

3. Bokashi pupuk kandang ditambah arang
Bahan yang digunakan:
a. Pupuk kandang sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 0,5 kg, arang sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg.
b. Molases\gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan:
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah arang mirip dengan pembuatan bokashi jerami,
hanya jerami digantikan dengan kotoran hewan (pupuk kandang) dan arang sekam\arang serbuk gergaji.

4. Bokashi pupuk kandang ditambah tanah
Bahan yang digunakan:
a. Pupuk kandang sebanyak 5 kg dan tanah sebanyak 10 kg.
b. Arang sekam\arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg dan dedak halus sebanyak 5 kg.
c. Molases/gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan:
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang tanah mirip dengan pembuatan bokashi pupuk kandang-arang,
hanya perlu ditambahkan tanah.

Penggunaan:
Bokashi pupuk kandang-tanah baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman.
Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.

5. Bokashi ekspres (24 jam)
Bahan yang digunakan:
a. Jerami kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya sebanyak 10 kg.
b. Pupuk kandng sebanyak 5 kg dan dedak sebanyak 1 kg.
c. Molases\gula pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan:
Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi pupuk kandang-tanah,
hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik.

Penggunaan:
Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan.
Cara penggunaan

Cara pengaplikasian bokashi adalah sebagai berikut:
1. Untuk lahan tegalan dan sawah
Penggunaan bokashi untuk setiap meter perseginya adalah sekitar 3-4 genggam bokashi,
kecuali pada tanah yang kurang subur dapat dilebihkan.
Bokashi disebar merata di atas permukaan tanah.
Pemberian dapat juga dilakukan dengan cara mencampur bokashi dan tanah.
Hal ini dapat dilakukan pada waktu pengolahan tanah.
Sedangkan pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 30 hari.

2. Untuk tanaman buah-buahan
Bokashi disebar secara merata di permukaan tanah atau di sekitar daerah perakaran.
Selanjutnya larutan EM4 disiramkan dengan dosis 2 ml per liter air setiap dua minggu sekali.

3. Untuk pembibitan
Lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan disiram dengan larutan EM4 dengan dosis 2 ml per liter air.
Selanjutnya lahan dibiarkan selama satu minggu sebelum lahan siap untuk digunakan.


Kegunaan lain EM4
Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organic seperti EM5,
super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan
penyakit tahap awal. Sedangkan Super EM5 digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis.

1. EM5 dan Super EM5
Bahan yang digunakan:
a. Molases/gula, cuka makan/cuka aren 5%, alcohol 40% masing-masing sebanyak 100 ml.
b. EM4 100 ml dan air sebanyak 1 liter. (Khusus untuk pembuatan super EM5 tidak digunakan air).

Cara pembuatan:
a. Semua bahan dimasukkan ke dalam botol/jerigen. Selama 15 hari selanjutnya wadah dikocok pada pagi dan sore harinya.
Untuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi, tutup botol dibuka sebentar.
b. Kegiatan pengocokan dihentikan pada hari ke 15 setelah tidak ada lagi gas yang terbentuk.
Selanjutnya dibiarkan selama tujuh hari. Selanjutnya EM5 dapat digunakan.

Dosis pemakaian:
a. EM5: 10-50 ml (2-10 sdm)/l air + 10-50 ml molasses.
b. Super EM5: 5 ml (1 sdm)/l air + 5 ml molasses.

Waktu pengaplikasian:
Waktu pengaplikasian EM5 dan super EM5 sebaiknya dilakukan pada sore hari.
EM5 dan super EM5 digunakan paling lama tiga bulan.

2. EMRAS (EM4 dengan air beras)
Bahan yang digunakan:
Bahan yang digunakan terdiri dari air beras sebanyak 1 l, molasses\gula sebanyak 10 ml dan EM4 sebanyak 10 ml (2 sdm).

Cara pembuatan dan aplikasi:
Bahan-bahan tersebut di atas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari.
Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada hari ketiga
(satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk.

Dosis pemakaian:
Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air.

3. Pestisida alami dari ekstrak tanaman
Bahan yang digunakan:
a. Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda.
b. EM4 sebanyak 20 ml/l air.

Cara pembuatan:
Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan EM4.
Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam.
Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida.

Dosis pemakaian:
Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air.

Bahaya pestisida terhadap kesehatan manusia

Kita semua terpapar dengan pestisida pada dasarnya yang berketerusan. Makanan yang kita makan, terutama buah dan sayuran segar, mengandung residu pestisida. The National Academy of Sciences (NAS) tahun 1987 mengeluarkan laporan tentang pestisida dalam makanan. Pada dasar data dalam penelitian, resiko potensial yang diberikan oleh pestisida penyebab kanker dalam makanan kita lebih dari sejuta kasus kanker tambahan dalam masyarakat Amerika selama hidup. Karena sekitar 30 macam pestisida karsinogen terdapat dalam makanan kita, dan selama ini belum menyebutkan potensi pemaparan terhadap pestisida karsinogen dalam air minum

Jenis Pestisida dan potensi bahaya bagi kesehatan manusia

No Jenis Pestisida Jenis Penggunaan Potensi Bahaya Pada Kesehatan Manusia
1 Asefat Insektisida Kanker, mutasi gen, kelainan alat reproduksi
2 Aldikard Insektisida Sangat beracun pada dosis rendah
3 BHC Insektisida Kanker, beracun pada alat reproduksi
4 Kaptan Insektisida Kanker, mutasi gen
5 Karbiral Insektisida Mutasi gen, kerusakan ginjal
6 Klorobensilat Insektisida Kanker, mutasi gen, keracunan alat reproduksi
7 Klorotalonis Fungisida Kanker, keracunan alat reproduksi
8 Klorprofam Herbisida Kanker, mutasi gen, pengaruh kronis
9 Siheksatin Insektisida Karsinogen
10 DDT Insektisida Cacat lahir, pengaruh kronis.

Sumber : Pesticide Action Network (PAN) Indonesia

Badan yang bekerja sebagai pemantau atas pestisida untuk melindungi konsumen (FDA
/The foot and Drug Administration), menyatakan lebih dari 110 pestisida yang berbeda terdeteksi dalam semua makanan ini antara 1982-1985. Dari 25 pestisida yang terdeteksi lebih sering, 9 telah diidentifikasi oleh FDA sebagai penyebab kanker, disamping potensi bahaya lainnya. Pada musim panas 1985, hampir 1000 orang dibebrapa negara bagianWilayah Barat dan Kanada keracunan oleh residu pestisida Temik dalam semangka. Dalam 2-4 jam setelah memakan semangka yang tercemar, orang akan mengalami rasa mual, muntah, pandangan buram, otot lemah dan gejala lain. (Masih untung), tidak ada yang meninggal, biarpun kebanyakan korban dalam kondisi parah. Masih ditempat yang sama laporan juga menyebutkan adanya serangan gangguan hebat, jantung tak teratur, sejumlah orang dirumah-sakitkan, dan paling kurang 2 bayi lahir mati. Tahun 1986, kira-kira 140 kandang sapi perah di Arkansas, Oklahoma dan Missouri dikarantina karena tercemar oleh pestisida terlarang heptaklor.
WHO (World Health Organisation) memperkirakan bahwa setengah juta kasus keracunan pestisida muncul setiap tahunnya, 5000 orang diantaranya berakhir dengan kematian.
Pada akhir tahun 1980 dilaporkan bahwa jumlah keracunan pestisida di dunia dapat mencapai satu juta kasus dengan 20.000 kematian per tahun.
Dr. Nani Djuangsih dalam penelitiannya tahun 1987 di beberapa desa di Jawa Barat menemukan residu DDT dalam Asi sebanyak 11,1 ppd didaerah Lembang. Demikian pula penelitian muthahir yang dilakukan Dr. Theresia membuktikan masih detemukan turunan DDT sebanyak 0,2736 ppm dalam ASI di daerah Pengalengan.
Dampak secara tidak langsung dirasakan oleh manusia, oleh adanya penumpukan pestisida di dalam darah yang berbentuk gangguan metabolisme enzim asetilkolinesterase (AChE), bersifat karsinogenik yang dapat merangsang sistem syaraf menyebabkan parestesia peka terhadap perangsangan, iritabilitas, tremor, terganggunya keseimbangan dan kejang-kejang (Frank C. Lu, 1995). Hasil uji Cholinesterase darah dengan Tintyometer Kit yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur terhadap tenaga pengguna pestisida pada tahun 1999 dari 86 petani yang diperiksa 61,63 % keracunan dan 2000 sebanyak 34,38 % keracunan dari lokasi yang berbeda. Sulistiyono (2002), pada petani Bawang Merah di tiga kecamatan di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, ditemukan petani yang terpapar pestisida kategori berat 5 orang dan ringan 83 kasus dari 192 responden

Pestisida dapat merusak keseimbangan ekologi
Dinamika pestisida dilingkungan yang membentuk suatu siklus, terutama jenis pestisida
yang persisten. Penggunaan pestisida oleh petani dapat tersebar di lingkungan sekitarnya; air permukaan, air tanah, tanah dan tanaman. Sifat mobil yang dimiliki akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme non sasaran, kualitas air, kualitas tanah dan udara.
Kondisi tanah di Lembang dan Pengalengan Jawa Barat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Theresia (1993) sudah tercemar pestisida. Di daerah Lembang, contoh tanah yang diambil dari sekitar ladang tomat, kubis, buncis dan wortel, mengandung residu organoklorin yang cukup tinggi. Penggunaan pestisida dan tertinggalnya residu dapat sangat menurunkan populasi hewan tanah.
Dibandingkan dengan besarnya kandungan residu pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air memang lebih rendah. Meskipun demikian hasil penelitian membuktikan bahwa telah terjadi pencemaran di lingkungan perairan akibat pestisida. Contohnya ialah kematian 13 orang di Aceh Utara akibat mengkonsumsi tiram (Ostrea culcullata) yang tercemar pestisida. Pencemaran itu menurut Kompas 10 Mei 1993 berasal dari tambak udang yang menggunakan Brestan untuk membunuh siput dan hama yang memakan benur.
Lingkungan perairan yang tercemar menyebabkan satwa yang hidup di dalam dan sekitarnya turut tercemar. Ini dapat dibuktikan dari penelitian Dr. Therestia tahun 1993, ia menemukan kandungan Organoklorin dalam tubuh ikan sebanyak 0,0792 ppm di Lembang dan 0,020 ppm di Pengalengan. Selain itu terdapat residu organofosfat sebesar 0,0004-1,1450 ppm di wilayah tersebut.
BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) tahun 1982 sudah melaporkan bahwa ikan,
udang dan kepiting di Delta Cimanuk Jawa Barat tercemar oleh derivat DDT. Air dan Lumpur tanah liat pun tercemar dengan Diazinon dan Thiodan. Penelitian yang lebih intensif, dilakukan oleh Proyek Penelitian Pengembangan Sumberdaya Air dan Pencemaran Perairan Air Tawar menemukan bahwa semua badan air tawar yang diteliti di Jawa Barat mengandung pestisida dengan jumlah berkisar 0,1-6,0 ppm dari 4 jenis Organofosfat dan 1 karbamat yang dianalisis, dan badan-badan air tawar di bagian Indonesia lainnya, seperti di Sumatera, Sulawesi dan Bali hampir tercemar seluruhnya
Peranan pestisida dalam sistem pertanian sudah menjadi dilema yang sangat menarik untuk dikaji. Berpihak pada upaya pemenuhan kebutuhan produksi pangan sejalan dengan peningkatan perumbuhan penduduk Indonesia, maka pada konteks pemenuhan kuantitas produksi pertanian khususnya produk hortikultura pestisida sudah tidak dapat lagi dikesampingkan dalam sistem budidaya pertaniannya. Mengingat penciptaan social culture yang telah tercipta sedemikian rupa oleh pemerintah tahun 1980-an dengan subsidi biaya penggunaan pestisida dan pendewaan pestisida sebagai penyelamat produksi dan investasi petani. Hingga saat ini ketergantungan petani terhadap pestisida semakin tinggi untuk menghasilkan kuantitas dan cosmetic appearance produk, hal ini disebabkan oleh kesimbangan ekologis yang sudah tidak sempurna (populasi hama tinggi musuh alami semakin punah).
Di pihak lain penggunaan pestisida membawa bencana yang sangat hebat terhadap kesehatan petani dan konsumen akibat mengkonsumsi produk hortikultura yang mengandung residu pestisida. Menurut WHO setiap setengah juta kasus pestisida terhadap manusia, 5000 diakhiri dengan kematian. Dampak lain yang tidak kalah pentingnya adalah timbulkan pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu sistem kehidupan organisme lainnya di biosfer ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1993. Prinsip-prinsip Pemahaman Pengendalian Hama Terpadu. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Bina
Perlindungan Tanaman.B.I. Jakarta
Bimas, 1990. Surat Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali BIMAS.
Faedah, A. Gayatri, Koesnadi dan Y. Chan, 1993. Awas pestisida “Ngendon” dalam Makanan Kita.
Majalah Terompet (Teropong Masalah Pestisida), Edisi IV Jakarta : Pesticide Action
Network (PAN)- Indonesia.
Frank C. Lu. 1995, Toksikologi Dasar (Azas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko) Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
Kompas, Feb. 1994. Buah Impor Mengandung Pestisida Terlarang
Pimentel D.,D. Khan (ed), 1997. Environment Aspects of “Cosmetics Satandard” Of Foods and
Pesticides. “Tecniques for Reducing Pesticide Use”. New York: John Wiley and
Sons Ltd.
Riza V.T. dan gayatri. 1994. “Ingatlah Bahaya Pestisida” Bunga Rampai “Residu Pestisida dan Alternatifnya” PAN- Indonesia.
Smith, R.F. 1978. The Role of Pesticide in the Concept of Managemant, in Pesticide Management in
South Eas Asia. Proc. SEA Workshop on Pesticide Management, 1977. Bangkok,
Thailland. P. 47 –51.
Sulistiyono, 2002. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani Bawang Merah dalam Penggunaan Pestisida. (Kasus di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur). Thesis Program Pascasarjana. IPB
Sumarwoto, et al. 1978. Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian, Seminar Pengendalian Pencemaran Air.
Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Jumat, 11 Desember 2009

kutub utara mencair

Kutub Utara Diramalkan Akan Kehilangan Esnya Antara Tahun 2008-2012

Laut es Kutub Utara sejak dua puluh tahun yang lalu, tahun 1988 mempunyai ketebalan rata-rata lebih dari 3 meter, dengan 50 persen dari esnya sangat keras dan berusia lebih dari jutaan tahun yang lalu.

Tetapi pada bulan September 2007, Pusat Data Salju dan Es AS (NSIDC) menunjukkan bahwa luas lapisan es di Kutub Utara berada pada titik terendah sepanjang sejarah, lapisan es yang mencair lebih dari 40 persen rata-rata, sementara temperatur di daerah es abadi Alaska dan di sebagian daerah Kanada naik lebih dari 2° C dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya. Jika tren ini terus berlanjut maka tanah es abadi di Kutub Utara diramalkan akan kehilangan esnya antara tahun 2008 sampai 2012.

Pencairan yang cepat pada musim panas 2007 telah membuat Kutub Utara menjadi sebuah pulau yang terpisah dengan daratan. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak pengamatan dilakukan pada tahun 1978. Kedua celah barat laut Kanada dan celah timur laut Rusia telah mencair. Sekarang kapal laut dapat melakukan perjalanan keliling di lapisan es Kutub Utara untuk yang pertama kalinya.

Awal bulan September 2008, es di Kutub Utara kembali berada pada titik terendah kedua sepanjang sejarah. Sekitar 70 persen dari esnya berupa lapisan es yang baru terbentuk pada musim dingin tahun sebelumnya dan tebalnya hanya 1 meter. Data satelit terakhir menunjukkan bahwa saat ini permukaan es telah menurun menjadi 5,26 juta kilometer persegi. Laju pencairan yang terjadi saat ini sungguh terlalu cepat.

Selain itu, menurut Laporan Pusat Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), bulan Januari 2008 tercatat sebagai bulan Januari paling bersalju di Asia. Namun, pada bulan Maret 2008 tercatat sebagai bulan terpanas dalam sejarah dunia, suhunya mencapai 1,8 derajat lebih tinggi dari suhu rata-rata sepanjang abad ke-20. Salju yang terbentuk pada musim dingin tahun lalu segera terkikis secara mencegangkan.

Semenanjung Antartika juga menghadapi kenaikan suhu paling tinggi dibandingkan kawasan lain di Kutub Selatan. Dalam 50 tahun terakhir, suhu rata-rata di kawasan tersebut naik 2,5° C. Sebagai dampaknya, tujuh beting es di kawasan tersebut pecah selama 20 tahun terakhir. Selain itu, ada beberapa benting es yang pecah pada tahun 2008 ini, dan jumlah pecahannya itu selalu memecahkan rekor dari tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang dua tahun terakhir, wilayah Arktik di Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas Pulau Jawa.

Pengikut